Dumai, 21 November – Komitmen kepala daerah menjadi faktor kunci berhasil tidaknya ekspor, terutama ekspor komoditas pertanian, dieksekusi dan dilakukan. Sudah tentu keberhasilan itu juga hasil sinergi banyak pihak.
Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan), Kementerian Pertanian, Bambang menyatakan itu saat melepas ekspor komoditas pertanian asal Provinsi Riau. Komoditas yang dilepas sebanyak 368 ribu ton senilai Rp3,7 triliun. Ekspor tujuan 35 negara, antara lain China, Jepang, Vietnam, Filipina dan lainnya.
“Ini hasil sinergi banyak pihak, mulai dari hulu sampai ke hilir. Kami selaku instrumen perdagangan pertanian akan terus optimal mendukung komoditas pertanian berorientasi ekspor,” kata Bambang di Pelabuhan Pelindo, Dumai, Provinsi Riau, Senin (21/11).
Bambang menjelaskan, peningkatan ekspor juga refleksi keunggulan komparatif keberhasilan pengembangan pembangunan pertanian di daerah. Karena itu, ia mengapresiasi Wali Kota Dumai Paisal, petani, pekebun, dan para pelaku usaha asal Riau, khususnya Dumai, dalam mengakselerasi ekspor pertanian.
Capaian ini, jelas Bambang, sejalan dengan tugas strategis yang diberikan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo kepada Barantan dalam mengakselerasi peningkatan ekspor, yakni Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor atau Gratieks.
Tugas itu tertuang dalam Keputusan Menteri Pertanian No. 761 Tahun 2022. Bagi Bambang, ini merupakan apresiasi yang tinggi dari Menteri Syahrul Yasin Limpo kepada jajaran Karantina Pertanian.
Menurut Bambang, tugas mengawal Gratieks telah memasuki tahun ketiga dengan capaian nilai peningkatan yang signifikan. Karena itu, kata dia. Barantan akan melakukan pendampingan pemenuhan persyaratan negara tujuan, percepatan layanan ekspor perkarantinaan, harmonisasi aturan SPS, sinergisitas dengan kementerian/lembaga serta kampanye publik dapat dipertajam.
Wali Kota Dumai Paisal menyampaikan apresiasi atas pengawalan pembangunan pertanian di wilayahnya. Ia mengklaim wilayah yang dia pimpin strategis sebagai lokasi investasi.
“Mohon dukungan Dumai akan membangun pelabuhan peti kemas, sehingga produk olahan pertanian asal Riau dapat langsung diekspor tanpa melewati Medan,” kata Paisal.
Staf Ahli Bidang Manajemen Konektivitas, Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi Sahat Pangabean menjelaskan, peningkatan ekspor ini merupakan hasil dari solidnya tim antar otoritas instansi di pelabuhan. “Penataan di pelabuhan yang kita lakukan sekarang dengan menggunakan digitalisasi layanan menjadi lebih cepat, tepat, dan transparan,” kata dia.
Sebagai informasi, dari data IQFAST Karantina Pertanian Riau, tren ekspor asal negeri Lancang Kuning ini meningkat signifikan. Di tahun 2021 nilai ekspor Rp39,42 triliun. Nilai ini meningkat 15,4% dibandingkan tahun 2020 yang mencapai Rp34,14 triliun.